Sunday Blues

Erin Triyogo
1 min readNov 17, 2019
Photo by Ryan Plomp on Unsplash

Menarik untukku kembali ke laptop, duduk di kasur kamar sendirian saat Minggu malam. Biasanya ada kamu di sebelahku, entah mainan handphone scrollingInstagram sambal mengomentari timeline yang isinya hanya lamaran, kawinan, dan terus begitu diulang sampai habis. Aku melirik ke arahmu yang menggerutu dan kamu tak lama menaruh handphone-mu, sisanya kita habiskan malam bercerita tentang kejadian hari kemarin yang lucu ataupun rencana hari esok yang biasanya akan berubah.

Aku tidak pernah suka hidup tanpamu. Bosan tentu saja kamu mendengarku bicara demikian. Setiap kita berpisah di bandara, stasiun, halte bus, atau dimana pun waktu kamu perlu pergi ke A dan aku perlu berada di B. Betapa bodohnya orang yang jatuh cinta tapi tinggal berjauhan, protesku lagi. Kamu tidak banyak komentar, hanya menggenggam tanganku lebih erat disbanding genggamanmu di hari-hari sebelumnya.

Ada semangkuk pho panas di meja yang kita makan berdua, entah berapa bungkusan biskuit, gelas cangkir kopi yang menjadi perantara diam, sarapan yang kau buat, makan malam yang kau masak, tugas akhirku, tulisan-tulisanmu, kuota internet yang ku habiskan untuk mengirim foto kucing dan meme-meme yang tidak selucu jokes bapak-bapak.

Apa aku pernah bilang dunia ini tidak pernah tidak indah jika kamu di sini?

Cepat, aku sangat rindu.

--

--

Erin Triyogo

I enjoy writing about life, love, and fiction, too.